Kemiskinan dan Penduduk (perekonomian Indonesia)

22.50


A.   Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.
Definisi kemiskinan menurut ahli :
Ø  Hall dan Midgley, menyatakan kemiskinan dapat didefenisikan sebagai kondisi deprivasi materi dan sosial yang menyebabkan individu hidup di bawah standar kehidupan yang layak, atau kondisi di mana individu mengalami deprivasi relatif dibandingkan dengan individu yang lainnya dalam masyarakat.
Ø   Menurut Reitsma dan Kleinpenning, kemiskinan adalah ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhannya, baik yang bersifat material maupun non-material.

B.    Faktor Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
·         penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan.
·         penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga.
·         penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.
·         penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.
·         penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Faktor penyebab Kemiskinan :

1.     Kebodohan (Ignorance)

“Bodoh” disini  bermakna tidak adanya akses kepada pendidikan yang mereka butuhkan untuk kehidupan mereka. Misalnya, para nelayan mungkin tidak begitu memerlukan pelajaran fisika; tetapi pengetahuan akan varian hasil laut bisa mendukung mereka dalam mengoptimalkan pekerjaan. 

2.    Penyakit (Disease)

Di berbagai daerah yang belum mengenal pengobatan moderen, orang miskin sering terjebak pada mitos-mitos tentang penyakit yang akhirnya menyebabkan kematian. Mereka yang belum mengenal aktivitas menjaga kesehatan juga biasanya memiliki produktivitas yang rendah. Keterbatasan kondisi tubuh mereka membuat mereka tidak mampu bekerja secara maksimal sehingga kurang sejahtera. 

4.    Ketidakjujuran (Dishonesty)

Secara garis besar, hal inilah yang menjadi penyebab utama kemiskinan di Indonesia sulit untuk dihilangkan. Selama pejabat pemerintahan – dari tingkat yang terendah hingga tingkat pusat – hanya berpikir untuk memperkaya dirinya sendiri, maka akan selalu ada orang miskin. Yang menyedihkan, penyebab kemiskinan satu ini tidak hanya menitikberatkan pada nominal angka yang dikorupsi.


3.    Ketidakacuhan (Apathy)
Banyaknya permasalahan hidup yang berlatar belakang finansial kadang membuat orang miskin kurang memiliki optimisme. ‘Ketidakpedulian’ diri sendiri dan keluarga, mereka ‘memilih’ untuk menyerah terutama pada usia produktif.


5.    Ketergantungan (Dependency)
Ketika orang miskin ‘terbiasa’ diberi donasi, akan sulit bagi mereka mandiri secara finansial. Mental mereka adalah mental ‘menerima’, sedangkan solusi bagi kemiskinan adalah pekerjaan dan pendidikan.Donasi tetaplah penting pada situasi kritis, misalnya bencana alam. Tapi kalau kita ingin menghapuskan kemiskinan, kita harus memberikan mereka suatu ‘pekerjaan rumah’ yang membuat mereka termotivasi untuk berpikir, belajar, dan berjuang. 

Indikator kemiskinan absolut Indonesia
Pengertian kemiskinan absolut adalah kondisi di mana seseorang atau keluarga memiliki pendapatan tetapi tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan minimumnya sehari-hari secara efisien. 
Kemiskinan absolut menurut BPS,ditentukan berdasarkan ketidakmampuan seseorang atau sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan pokok minimumnya seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan. Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang dan nilai minimum kebutuhan dasar yang dikenal dengan istilah garis kemiskinan. Indonesia menggunakan indikator kemiskinan absolut karena banyak masyarakat yang belum memiliki pendapatnya dan yang pendapatnya dibawah pendapatan minimal sehingga tidak bisa memunuhi kebutuhan pokok sekalipun. Hal ini banyak dibuktikan dalam peningkatan pengangguran di Indonesia. Namun hal itu mulai berkurang dengan adanya lapangan kerja yang membuka peluang untuk masyarakat di Indonesia.


Keterkaitan penduduk, tenaga kerja, pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi

Penduduk adalah subjek terpenting dari pembangunan setiap sektor dalam sebuah negara,mulai dari sektor ekonomi,sosial,budaya,hingga ke sektor politik. Dalam pertumbuhan ekonomi penduduk merupakan bagian penentu. Penduduk disini bisa dikategorikan sebagai tenaga kerja (usia produktif) dan bukan tenaga kerja. Dimana ketiganya saling berkaitan dengan pengangguran. Banyaknya jumlah penduduk yang terus meningkat tanpa diimbangi dengan lapangan kerja dan produktifitas tenaga kerja  yang baik maka pertumbuhan ekonomi akan terhambat karena penduduk yang meningkat tersebut tidak memiliki pekerjaan dimasa produktifnya sehingga menyebabkan pengangguran yang meningkat dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara pun akan terhambat.

Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan tenaga kerja dianggap sebagai salah satu factor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan ukuran pasar. Meskipun demikian, cepatnya pertumbuhan penawaran angkatan kerja di Negara berkembang benar – benar akan memberikan dampak positif, atau justru negative, terhadap pertumbuhan dan perkembangan ekonominya . sebenarnya, hal tersebut sepenuhnya tergantung pada kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut.


Sumber :

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe